Jumat, 17 Februari 2012

Sepenggal Kata Dari Masa Silam (1)

Tulisan ini dibuat tahun 2005. Sebenernya tulisan ini belum selesai. Tapi dibikin selesai karena bingung mau nulis apa lagi, hehe..

Wajah Islam Di Tangan Kaum Radikal

Radikalisasi dalam beragama merupakan sebuah fenomena yang menarik sekaligus mengkhawatirkan. Makanya hal itu perlu dicermati. Pada dasarnya radikalisme terdapat dalam semua agama yang ada di muka bumi ini. Dan tidak jarang dari para penganut agama yang radikal ini selalu menggunakan kekerasan ataupun tindakan-tindakan intoleran kepada pemeluk agama lainnya atau kepada kelompok agama lainnya yang mereka anggap berbeda dengan identitas keagamaan mereka.

Di Indonesia radikalisme agama seringkali ditunjukkan oleh sebagian pemeluk agama Islam, meski sebenarnya Islam tidak membenarkan tindakan kekerasan apapun, terlebih yang dilakukan atas nama agama. Namun kenyataannya kelompok Islam radikal ini memang ada dan muncul sebagai bagian dari entitas kehidupan beragama di Indonesia.. Kemunculan kelompok Islam radikal ini cukup mengagetkan publik. Bagaimana tidak ? Kelompok ini muncul dengan tiba-tiba secara massif dan terorganisir. Kemudian menuntut agar panji-panji Islam ditegakkan hampir di seluruh sendi kehidupan di masyarakat.


Pemberlakuan syariat Islam dan reformulasi hukum nasional merupakan sebagian dari sekian hal yang mereka tuntut. Bukan hanya itu, beberapa tahun belakangan ini, hampir di setiap waktu menjelang bulan suci Ramadhan, masyarakat dikagetkan dengan munculnya sekelompok orang dengan menggunakan atribut Islam seperti janggut, peci, baju berwarna terang, dan celana panjang berwarna gelap diatas mata kaki, menyerbu dan menghancurkan tempat-tempat umum yang menurut mereka adalah tempat maksiat.

Mereka adalah Front Pembela Islam, atau FPI. Dengan dalih menegakkan amar ma’ruf nahi munkar FPI melakukan penutupan tempat-tempat maksiat. Namun ironisnya “niat baik” mereka tersebut tidak diikuti dengan semangat toleransi dan saling menghargai satu sama lain. Pekik “Allahu Akbar” dikumandangkan dengan penuh kebencian dan semangat menghancurkan. Ini jelas membuat citra Islam menjadi tercoreng dimata khalayak.

Sesudah jatuhnya rezim orde baru, munculnya kelompok-kelompok Islam radikal di Indonesia cukup marak. Ini bisa dilihat dengan menjamurnya ormas-ormas Islam seperti Front Pembela Islam (FPI), Laskar Jihad, Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ikhwanul Muslimin. Dan diyakini masih banyak lagi kelompok Islam radikal yang tidak/belum teridentifikasi keberadaannya. Munculnya kelompok Islam radikal pasca jatuhnya Soeharto patut kita cermati, karena tidak sedikit pemeluk agama Islam sendiri yang merasa terusik dan bertanya-tanya perihal asal-usul kemunculan mereka.

Sebagaimana kita ketahui, pada masa sebelumnya, rezim orde baru sama sekali tidak memberikan ruang kepada kelompok-kelompok sosial maupun agama untuk bebas menyuarakan aspirasi mereka. Di bawah rezim ini hampir semua kekuatan masyarakat dikeranda dalam sistem otoritarianisme negara. Karena itu, setelah rezim ini runtuh keinginan untuk menunjukkan identitas politik maupun agama mulai secara eksplisit terlihat. Dan masuknya Indonesia ke alam reformasi dianggap sebagai momentum tepat bagi kelompok Islam radikal ini untuk muncul kepermukaan dan mengambil peran di ruang publik (public sphere).

Namun pada perkembangannya, kelompok Islam radikal ini semakin tidak bisa ditebak arah dan perangainya. Tidak sedikit dari kelompok ini tiba-tiba menuntut agar sistem kenegaraan yang sedang berjalan di negeri ini diganti dengan sistem yang -- menurut mereka – Islami. Seperti penerapan syariat Islam dan reformulasi hukum Islam ke dalam hukum positif. Hal ini tentunya menimbulkan masalah baru dalam kehidupan sosial politik kita dan tidak tertutup kemungkinan akan semakin memperkeruh kondisi bangsa yang sedang mencoba bangkit dari keterpurukan.

Tidak hanya di Indonesia, kemunculan kelompok Islam radikal ini juga membuat khawatir penduduk dunia. Hantaman dua buah pesawat ke menara kembar WTC pada tanggal 11 September 2001 yang (diduga) dilakukan oleh kelompok Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden, sangat mengagetkan kita semua. Kejadian tersebut memicu stigmatisasi Islam sebagai teroris dan agama teroris, yang implikasinya menjalar hampir ke tiap negara yang terdapat penduduknya yang beragama Islam. Setelah kejadian Selasa kelabu tersebut citra Islam menjadi suram.

Islam dituding sebagai agama yang menghalalkan kekerasan dan pembunuhan atas nama agama. Ini tentunya membawa dampak negatif terhadap reputasi Islam yang telah lama dikenal sebagai agama yang cinta damai dan sangat toleran terhadap segala bentuk perbedaan. Terlebih kejadian WTC tersebut juga merusak hubungan baik antar agama Islam dengan agama-agama lainnya yang telah dijalin dari sejak lama. Tidak sedikit umat Islam di berbagai belahan bumi yang terkena imbas buruk akibat kejadian WTC tersebut. Tidak jarang mereka di diskriminasi dan diperlakukan tidak adil oleh pemeluk agama lainnya. Sentimen agama merebak dinama-mana dan kebencian publik terhadap Islam semakin menjadi. Ini terjadi hanya karena perbuatan tidak bertanggung jawab dari segelintir umat Islam yang radikal.

Bukan hanya kejadian 11 September di Amerika, meledaknya bom di Bali dan di depan gedung kedubes Australia di Indonesia juga menyita perhatian dunia terhadap sepak terjang kelompok Islam radikal ini. Serentetan peristiwa terror tersebut membuat stabilitas politik dunia menjadi terganggu, dan genderang perang melawan Islam radikal ini pun ditabuh.

Terlepas dari intrik sosial dan politik yang berkecamuk di pentas Nasional dan Internasional mengenai keberadaan kelompok Islam radikal ini, kita sebagai umat Islam khususnya dan umat manusia pada umumnya dirasakan perlu untuk mengkaji dan menelaah lebih lanjut mengenai fenomena Islam radikal ini. Mispersepsi atas agama Islam yang diciptakan oleh kelompok Islam radikal ini perlu diluruskan, guna menjaga nama baik dan eksistensi Islam dimasa yang akan datang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar